BUPATI Sukabumi dan unsur Forkopimda saat mengenakan batik Kuya produk dari UMKM pada pembukaan Pasar Rakyat UMKM sekaligus launching batik HJKS 153 di Lapang Cangehgar Palabuhanratu. Foto: Palabuhanratu Online
PALABUHANRATU ONLINE – Kemunculan batik hasil produksi Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM). Sebagai Batik ikon Hari Jadi Kabupaten Sukabumi HJKS Ke- 153. di soft opening Pasar Rakyat UMKM Kabupaten Sukabumi di Lapang Cangehgar Palabuhanratu, Jumat, 18 Agustus 2023, malam.
Batik yang mengandung makna Kabupaten Sukabumi dan Geopark Ciletuh-Palabuhanratu mencerminkan Gunung, Rimba, Laut, Pantai, dan Sungai (Gurilaps).
Bupati Sukabumi Marwan Hamami bersama unsur Forkopimda serta para kepala perangkat daerah tampak kompak memakai batik HJKS 153 pada acara launching dan soft opening Pasar Rakyat UMKM. Batik tersebut terlihat elegan karena bermotif utama karakter kuya (penyu) yang dimodifikasi seperti Shuriken Naruto. Terdapat juga padi kapas yang melambangkan kesejahteraan, hanjeli sebagai komoditi unggulan Kabupaten Sukabumi, dan bambu merupakan simbol jati diri orang Sunda.
“Selaku perwakilan paguyuban konveksi UMKM, kami mengucapkan terima kasih kepada pak Bupati dan Pemkab Sukabumi yang telah memberikan kesempatan untuk berkarya membuat batik HJKS,” kata Owner Voltage Clothing UMKM Kabupaten Sukabumi, Fajar Febrian, di sela launching batik HJKS 153 di arena Pasar Rakyat UMKM.
Dijelaskan Fajar, proses produksi yang dilakukan Voltage Clothing UMKM hanya sebatas pembatikan saja dengan menggunakan teknik printing. Sedangkan untuk kain tenun masih diperoleh dari pabrikasi. Sebab di Kabupaten Sukabumi belum ada sistem bisnis kain tenun.
“Alhamdulillah, produk batik HJKS ini bisa membantu pertumbuhan ekonomi baru para pelaku UMKM lokal pascapandemi covid-19. Batik ini kami persembahkan untuk kado ulang tahun Kabupaten Sukabumi,” ucapnya.
Bupati Sukabumi Marwan Hamami, meminta batik HJKS 153 dipromosikan lebih luas agar masyarakat mengetahui bahwa ada inovasi baru yang dibuat oleh UMKM di Kabupaten Sukabumi. Dengan sendirinya, produk baru UMKM ini bisa mengangkat potensi daerah dan mendorong pertumbuhan ekonomi.
“Saya yakin batik HJKS akan diterima di pasaran dan ada potensi berkembang. Tapi pelaku UMKM harus berjuang untuk memperkenalkan produknya kepada khalayak supaya banyak peminatnya,” cetusnya.
Sebelumnya, kata Marwan, Kabupaten Sukabumi punya brand batik Purwasedar yang sudah masuk ke UNESCO. Ke depan batik HJKS 153 juga harus didorong agar bisa tembus ke pasar global.
“Potensi ini dapat memunculkan multiplier effect positif bagi pengusaha konveksi UMKM maupun daerah. Tentunya kami mendukung setiap inovasi baru yang dikembangkan oleh UMKM,” tandasnya.
Reporter | Budi. G
Editor | Yan Yan